Twitter

Monday, June 4, 2012

Menjadi pribadi yang bermanfaat

Menjadi pribadi yang bermanfaat


Wanita Tukang Sisir Anak Putri Fir’aun

Posted: 03 Jun 2012 08:34 PM PDT


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Ketika malam aku di isra'kan aku mencium bau yang sangat wangi, aku bertanya, 'Wahai Jibril, bau apakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini adalah bau wangi tukang sisir anak perempuan Fir'aun dan anak laki-laki tukang sisir itu.' Aku bertanya, 'Bagaimana bisa demikian?' Jibril menjawab, 'Ketika ia menyisir rambut anak putri Fir'aun tiba-tiba sisirnya jatuh kemudian wanita itu mengambilnya dengan membaca Bismillah. Anak putri Fir'aun berkata, 'Hai, dengan nama bapakku.' Wanita tukang sisir menjawab, 'Tidak, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu demikian juga Tuhan ayahmu.' Anak putri Fir'aun bertanya, 'Kalau begitu kamu punya Tuhan selain ayahku?' Wanita tukang sisir itu menjawab, 'Ya.' Anak putri Fir'aun berkata, 'Akan aku laporkan pada ayahku.' Wanita tukang sisir menjawab, 'Silahkan!'

Kemudian anak putri Fir'aun memberitahukan kejadian ini kepada ayahnya dan akhirnya wanita tukang sisir dipanggil. Fir'aun, dia bertanya, 'Wahai Fulanah, betulkah kamu mempunyai Tuhan selain aku?' Wanita tukang sisir menjawab, 'Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.'

Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu mulai dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.

Beberapa saat kemudian, wanita tukang sisir mengajukan permohonan kepada Fir'aun, dengan berkata, 'Ada satu permintaan dariku.' Fir'aun menjawab, 'Apa permintaanmu?' Wanita tukang sisir menjawab, 'Aku ingin tulang tubuhku dan tulang-tulang anak lelakiku kelak dibungkus dalam satu kain untuk kemudian dikuburkan.' Fir'aun menjawab, 'Akan aku penuhi permintaanmu.'

Anak-anak lelaki tukang sisir itu masih terus dilemparkan ke dalam periuk mendidih hingga terakhir kalinya tiba giliran anak yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu, tetapi tiba-tiba bayi yang masih menyusu itu berkata, 'Wahai ibuku, ceburkan diri ibu ke dalam periuk yang mendidih itu, karena sesungguhnya siksa dunia ini jauh lebih ringan dibanding siksa akhirat'." [HR. Ahmad, 3/309; ath-Thabrani dalam al-Kabir, 12279, 12280; Ibnu Hibban, 2892,2893.]

PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK:
1. Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah dan pada saat genting.
2. Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.
3. Bagi yang bersabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan ganjaran yang sangat besar, sebagaimana firman Allah, artinya,
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas." (Az-Zumar : 10).
4. Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun kepada thaghut, sebagaimana kisah ini. Wanita tukang sisir anak gadis Fir'aun meminta agar tulang tubuhnya dan anak-anaknya dikubur menjadi satu.
5. Sesungguhnya Allah senantiasa memberi jalan keluar untuk para waliNya dari musibah atau bencana yang menimpa.
6. Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang shalih dan shalihah.
7. Karamah termasuk dalam kategori peristiwa langka dan luar biasa.


[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Edisi Indonesia, 61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat, Pustaka Darul Haq, Jakarta]


Share

Akibat Memperlakukan Seorang Ibu Sebagai Pembantu Bagi Dirinya

Posted: 03 Jun 2012 08:31 PM PDT

Seorang anak berlaku kasar kepada ibunya. Dia tidak hanya suka teriak-teriak di wajahnya, akan tetapi suka mencaci dan memakinya. Ibunya yang telah tua, seringkali berdoa kepada Allah ta'ala agar Allah meringankan kekerasan dan kekejaman anaknya. Dia menjadikan ibunya sebagai pembantu yang membantu dan mengurusi segala kebutuhannya, sedangkan ibunya sendiri tidak membutuhkan pengurusan dan bantuannya. Betapa sering air matanya mengalir di kedua pipinya, berdoa kepada Allah ta'ala agar memperbaiki belahan hatinya dan memberikan hidayah kepada hatinya.

Pada suatu hari dia menemui ibunya dengan raut wajah kejahatan yang terlihat dari kedua matanya. Dia berteriak-teriak di wajah ibunya, "Apakah ibu belum menyiapkan makanan juga?" Dengan segera ibunya mempersiapkan dan menghidangkan makanan untuknya. Akan tetapi tatkala dia melihat makanan yang tidak dia suka, maka dia melemparnya ke tanah.

Dia marah dan berucap, "Sungguh, aku kena musibah dengan wanita yang sudah tua renta, aku tidak tahu, kapan aku bisa berlepas diri darinya." Ibunya menangis seraya berkata, "Wahai anakku, takutlah kamu kepada Allah terhadapku. Tidakkah kamu takut kepada Allah? Tidakkah kamu takut akan murka dan kemarahanNya?" Karena mendengar kata-kata ibunya, maka kemarahannya pun memuncak, dia memegang baju ibunya dan mengangkatnya. Dia mengguncang-guncang ibunya dengan kuat seraya menghardik, "Dengar, aku tidak mau dinasihati. Bukan aku yang mesti dibilang harus bertakwa kepada Allah."

Lalu dia melempar ibunya. Ibunya jatuh tersungkur. Tangisnya bercampur dengan tawa anaknya yang penuh dengan kepongahan seraya mengatakan, "Ibu pasti akan mendoakan kecelakaan bagiku. Ibu mengira Allah akan mengabulkannya." Kemudian dia keluar rumah sambil mengolok-olok ibunya. Sementara sang ibu, dia berlinangan air mata kesedihan, menangis siang dan malam tiada henti.

Adapun anaknya, dia lalu menaiki mobilnya. Bergembira dan bersuka cita sambil mendengarkan musik. Dia kencangkan volume tapenya. Dia lupa akan apa yang telah dia perbuat terhadap ibunya yang malang. Dia meninggalkan ibunya dalam keadaan bersedih hati sendirian, hatinya menelan rasa sakit, mengalami kesedihan yang sangat mendalam.

Dia punya acara ke luar kota. Tatkala mobilnya melaju di jalan raya dengan kecepatan membabi buta, tiba-tiba ada seekor unta berada di tengah jalan. Dia terguncang dan kehilangan keseimbangan. Dia mencoba untuk menguasai keadaan, akan tetapi tidak ada jalan keluar dari takdir. Dalam kecelakaan itu, ada potongan besi mobil yang masuk ke dalam perutnya, akan tetapi dia tidak langsung tewas. Allah ta'ala menangguhkan kematiannya. Dia berpindah dari operasi satu ke operasi yang lain, hingga akhirnya terbaring di tempat tidur, tidak bisa bergerak sama sekali. (Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 69-71.)

dari : http://www.alsofwa.com/9362/253-kisah-akibat-memperlakukan-seorang-ibu-sebagai-pembantu-bagi-dirinya.html

Diposting oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim, dinukil dari : "Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga", karya : Ghalib bin Sulaiman bin Su'ud al-Harbi. Edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta.


Share

Bayi Ajaib

Posted: 03 Jun 2012 07:53 PM PDT

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah berbicara ketika masih bayi kecuali tiga orang, di antaranya: Isa bin Maryam dan seorang bayi yang ada pada zaman Juraij.

Juraij adalah seorang laki-laki ahli Ibadah, dia membangun sendiri tempat ibadahnya. ceritanya, pada suatu hari di saat ia sedang shalat ibunya memanggil, 'Wahai Juraij.' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, apakah akan saya jawab panggilan ibuku atau aku meneruskan shalatku?' Juraij meneruskan shalatnya. Lalu ibunya pergi.

Keesokan harinya, Ibu Juraij datang ketika ia sedang shalat lagi. Sang Ibu memanggil, 'Wahai Juraij!' Juraij mengadukan kepada Allah, 'Ya Rabbi, aku memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?' Ia meneruskan shalatnya. Lalu ibunya pergi meninggalkan Juraij.

Pada pagi hari Ibu Juraij datang lagi, ketika itu Juraij sedang shalat. Sang Ibu memanggil, 'Wahai Juraij!' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, aku memenuhi panggilan ibuku terlebih dahulu atau meneruskan shalatku?' Tetapi Juraij meneruskan shalatnya.
Lalu Ibu Juraij bersumpah, 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia, sehingga ia melihat pelacur!'
Orang-orang Bani Israil menyebut-nyebut ketekunan ibadah Juraij.

Dan tersebutlah dari mereka seorang pelacur yang sangat cantik berkata, 'Jika kalian menghendaki, aku akan memberinya fitnah.'
Perempuan tersebut lalu mendatangi Juraij dan menggodanya. Tetapi Juraij tidak memperdulikannya. Lalu pelacur tersebut mendatangi seorang penggembala yang sedang berteduh di dekat tempat ibadah Juraij. Akhirnya ia berzina dan hamil.

Tatkala ia melahirkan seorang bayi. Orang-orang bertanya, 'Bayi ini hasil perbuatan siapa?' Pelacur itu menjawab, 'Juraij'. Maka mereka mendatangi Juraij dan memaksanya keluar dari tempat ibadahnya. Selanjutnya mereka memukuli Juraij, mencaci maki dan merobohkan tempat ibadahnya.

Juraij bertanya, 'Ada apa ini, mengapa kalian perlakukan aku seperti ini?.' Mereka menjawab, 'Engkau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi.' Ia bertanya, 'Di mana sekarang bayi itu?' Kemudian mereka datang membawa bayi tersebut.

Juraij berkata, 'Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan shalat!' Lalu Juraij shalat. Selesai shalat Juraij menghampiri sang bayi lalu mencoleknya di perutnya seraya bertanya, 'Wahai bayi, siapakah ayahmu?' Sang bayi menjawab, 'Ayahku adalah seorang penggembala.'

Serta merta orang-orang pun berhambur, menciumi dan meminta maaf kepada Juraij. Mereka berkata, 'Kami akan mem-bangun kembali tempat ibadah untukmu dari emas!' Juraij menjawab, 'Jangan! Cukup dari tanah saja sebagaimana semula.' Mereka lalu membangun tempat ibadah sebagaimana yang dikehendaki Juraij.

Ketika ibu si bayi memangku anaknya untuk disusui, tiba-tiba lewat seorang lelaki menunggang kuda yang gesit, gagah dan tampan rupa. Maka ibu itu berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia.' Tiba-tiba bayi itu melepaskan tetek ibunya dan menghadap kepada penunggang kuda tersebut seraya berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia.' Lalu ia kembali lagi ke ibunya dan melanjutkan hisapan susunya."

Abu Hurairah berkata, "Seakan-akan aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menirukan gerakan si bayi dan meletakkan jari telunjuknya di mulut lalu megisapnya.

Lalu lewat serombongan orang membawa wanita hamba sahaya yang sedang dipukuli. Mereka menuduh, 'Kamu telah berzina, kamu telah mencuri!' Sementara hamba sahaya perempuan itu berkata, 'Cukuplah Allah sebagai Pelindungku!'

Melihat kejadian ini, sang Ibu berdoa, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia.' Maka bayi itu meninggalkan tetek ibunya dan melihat ke tempat wanita hamba sahaya tersebut sambil berdoa, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia.'

Dan pembicaraan itu berulang. Sang ibu berkata kepada anaknya, 'Di belakangku berlalu seorang penunggang kuda yang gagah dan tampan, lalu aku berkata, 'Ya Allah, jadikan anakku seperti dia.' Lantas engkau berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia.' Lalu berlalu di hadapanku, wanita hamba sahaya dan mereka memukulinya serta mengatakan bahwa ia telah berzina, ia telah mencuri! Melihat hal ini, aku berdoa, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia.' Lalu engkau berkata, 'Ya Allah, jadikan aku seperti dia.'

Maka bayi itu menerangkan kepada ibunya, 'Wahai Ibu, sesungguhnya penunggang kuda yang tampan itu adalah orang yang sangat sombong. Maka aku berdoa, 'Ya Allah, jangan jadi-kan aku seperti dia!' Sedangkan terhadap hamba sahaya wanita itu, yang orang-orang berkata, 'Kamu berzina, padahal dia tidak berzina, kamu mencuri padahal dia tidak mencuri.' Maka, aku berdoa, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia'." [1]

Pelajaran Yang Dapat Dipetik:
1. Kewajiban birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) terutama ibu, dan bahwasanya jika ia menyumpahi anaknya maka akan dikabulkan.
2. Allah menyelamatkan seseorang dengan ketakwaan dan keshalihannya.
3. Jika suatu urusan nampak tumpang tindih, hendaknya memprioritaskan yang terpenting kemudian yang penting.
4. Disunnahkan berwudhu terlebih dahulu sebelum berdoa untuk hal-hal yang genting.
5. Wudhu sudah dikenal umat dan disyariatkan sebelum Nabi Muhammad.
6. Penetapan karamah para wali, yang bisa diperoleh melalui ikhtiar atau usaha mereka.
7. Bersikap lemah lembut dan sayang kepada murid ketika memberikan pendidikan kepadanya.
8. Orang yang memiliki kepercayaan yang tinggi kepada Allah tidak mudah termakan fitnah.
9. Boleh melakukan ibadah yang banyak/secara maksimal bagi yang mengetahui bahwa dirinya mampu.
10. Orang yang biasa berbuat keji tidak akan memperoleh penghormatan.
11. Orang yang secara tiba-tiba dilemparkan kepadanya suatu tuduhan hendaknya segera menghadap Allah dengan shalat.
12. Menjelaskan keyakinan Juraij yang sangat tinggi begitu pula harapannya kepada Allah untuk memperoleh pertolongan-Nya. Sehingga ketika ia meminta anak bayi berbicara, Allah mengabulkannya. Padahal sebagaimana biasanya yang namanya bayi tentu belum bisa bicara.
13. Sombong dan membanggakan diri adalah perbuatan tercela, demikian pula orang yang sombong dan zhalim, mereka semua dicela.
14. Orang yang dizhalimi mempunyai kedudukan dan kelebihan di sisi Allah. Jika tidak demikian tentu tidak ada kebaikan-nya seorang anak yang masih menyusu ingin menjadi seorang pembantu yang rendah hati.
15. Seseorang boleh membatalkan shalat sunnahnya manakala dipanggil orang tuanya untuk melakukan sesuatu yang syar'i.
16. Tidak boleh cepat mempercayai suatu tuduhan tanpa bukti.

_______________

[1] HR. al-Bukhari, 3436; Muslim, 2550.

[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, edisi bahasa Indonesia: "61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat", pent. Pustaka Darul Haq, Jakarta]


Share

0 comments:

Post a Comment