Twitter

Friday, March 2, 2012

Manado Today

Manado Today


Nepal Cari Bantuan Guna Akhiri Perdebatan Ketinggian Everest Dengan Cina

Posted: 01 Mar 2012 10:13 PM PST

everest

Puncak Everest (Tim Chong/Reuters)

Nepal saat ini membutuhkan uang dan ahli teknis dari donor internasional untuk kembali mengukur Gunung Everest, dalam sebuah langkah guna mengakhiri  perdebatan jangka panjang dengan Cina tentang ketinggian sebenarnya dari Gunung Everest yang merupakan gunung tertinggi di dunia. Tutur para pejabat, pada Rabu (28/02).
Lebih dari 4.000 pendaki telah memanjat gunung yang melintasi perbatasan Nepal-China sejak pertama kali ditaklukkan oleh Sir Edmund Hillary asal Selandia Baru dan Tenzing Norgay Sherpa pada Mei tahun 1953.
Namun Nepal bertentangan dengan cina tentang ketinggian tepat dari puncak gunung Everest yang pertama kali diukur pada tahun 1856.

Kathmandu menggunakan pengukuran yang dilakukan oleh Survey of India pada tahun 1954, yang memberikan tinggi 8.848 meter, termasuk salju yang berada di atas puncak.
Namun Cina, yang berbagi sisi utara gunung tersebut, mengatakan bahwa pendaki gunung dan peneliti dari negara tersebut yang mendaki Gunung Everest di bulan Mei 2005, menetapkan tinggi gunung tersebut hanya 8,844.43, sekitar 3,7 meter lebih rendah dari pengukuran yang dibuat di tahun 1954.

“Kami tidak punya cukup keahlian teknis dan ilmiah atau dana untuk mengukur puncak Everest,” kata Krishna Raj SM, Direktur Jenderal Departemen Survei Nepal.
“Karena itu kami membutuhkan dukungan internasional dalam hal peralatan, penelitian ilmiah dan ahli untuk analisis data. Kami sedang mempersiapkan proposal yang akan secara resmi disampaikan kepada donor potensial untuk mengukur puncak tersebut,” katanya kepada Reuters.
Diketahui, delapan dari 14 puncak tertinggi di dunia, termasuk Gunung Everest, berada di Nepal atau di perbatasan negara tersebut dengan Cina dan India.
Pada tahun 1999, sebuah ekspedisi oleh National Geographic Society dan Boston Museum of Science menggunakan teknologi berbasis satelit untuk mengukur tinggi puncak Everest bersama bagiannya yang tertutup salju, dan menentukan gunung tersebut setinggi 8.850 meter. Namun, mereka tidak mengetahui tentang tinggi sebenarnya puncak gunung Everest yang tidak ditutupi salju.

Lobster Pohon yang Dianggap Punah 80 Tahun lalu Kembali Ditemukan

Posted: 01 Mar 2012 08:12 PM PST

tree lobster

Tidak jelas bagaimana serangga ini sampai dan bisa bertahan hidup di pulau batu Piramida Ball

Sebuah pulau batu yang yang menjulang setinggi 562 meter di Samudera Pasifik ini sepertinya bukanlah tempat yang baik untuk membangun sebuah rumah. Namun, ini tidak menghentikan Lobster Pohon, serangga yang dianggap telah punah sejak 80 tahun lalu untuk membangun koloninya.
Para ilmuwan telah menemukan 24 ekor serangga ini berada di sekitar satu-satunya tanaman yang hidup di atas bebatuan pulau Piramida Ball di kepulauan Lord Howe, lepas pantai Australia.
Tak seorang pun bisa menjelaskan bagaimana serangga-serangga ini bisa sampai di pulau itu. Namun ‘Lobster Pohon’, yang ukurannya hampir sama besar dengan tangan manusia, entah bagaimana berhasil membuat koloninya di pulau batu itu, walaupun kurangnya makanan dan kondisi yang berat.
Pulau batu ini semua sisinya curam dan hampir vertikal sehingga hampir tidak mungkin bagi apa pun untuk bertahan hidup, tetapi entah bagaimana serangga itu bisa melakukannya.

Serangga berkaki enam dengan nama Latin, Dryococelus australis, sebenarnya dianggap punah karena tidak ada seekor pun yang pernah terlihat di Pulau Lord Howe sejak tahun 1920.
Dengan panjang 12 centimeter, mereka merupakan serangga tongkat yang tak dapat terbang paling berat di dunia.

Pada tahun 2001 ilmuwan Australia David Priddel dan Nicholas Carlile memutuskan untuk menyelidiki klaim pendaki bahwa di Piramida Ball mereka melihat kotoran segar dari serangga itu.
Mereka kemudian tercengang ketika menemukan menemukan koloni serangga di sekitar satu-satunya tanaman di pulau batu itu.
“Rasanya seperti melangkah kembali menuju era Jurassic, ketika serangga menguasai dunia.” tutur Carlile.
Para ilmuwan menyadari mereka spesies terakhir yang hidup dan kemudian membuat program pembiakan agar hewan ini tidak punah.

0 comments:

Post a Comment