Twitter

Sunday, April 1, 2012

Manado Today

Manado Today


Whisky Seharga Rp 1,8 Milliar Dijual di Singapura

Posted: 01 Apr 2012 04:16 AM PDT

Diamond Jubile Whisky

Seorang staff saat memajang Diamond Jubilee Whisky (Reuters/Tim Chong)

Sebuah whisky yang diproduksi khusus untuk menandai 60 tahun takhta Ratu Inggris Elizabeth II, saat ini dijual di Singapura, dengan harga 198.500 dolar Amerika sebotol. Dan mungkin akan menemukan pembelinya.
Whisky yang bernama Diamond Jubilee ini hanya diproduksi sebanyak 60 botol saja oleh unit Johnnie Walker dari Diageo PLC, dan dibuat dari campuran whisky yang disuling pada tahun 1952.
Sementara itu di Inggris, paket Diamond Jubilee dalam sebuah botol kristal dengan hiasan perak, dua gelas kristal dan sebuah buku kecil bersampul kulit ini dijual dengan harga 100.000 poundsterling atau 1,4 milliar jika dirupiahkan.
Meskipun harganya yang terbilang ‘wah’, namun sepertinya Diamond Jubilee tak akan kesulitan menemukan pembelinya di Singapura. Sebab negara tersebut adalah rumah bagi jutawan-jutawan dunia, dengan kasino, toko mahal, hotel mewah dan showroom mobil yang menampilkan supercar sekelas Ferrari dan Lamborghini.
Diamond Jubilee adalah salah satu dari 84 item yang dijual oleh DFS (Grup travel retailer mewah), yang bernilai lebih dari 1 juta dolar Amerika, termasuk Dom Perignon Reserve de L’Abbaye 1978, Chateau Cheval Blanc 1986 Imperial, serta Luzhoulaojiao National Salute dari pembuat minuman keras top dari Cina yaitu Luzhou Laojiao.
“Saya ingin menjual mereka semua. Rencana kami adalah benar-benar menampilkan merek dan keunikan produk kami,” kata Harold Brooks, presiden merchandising global di DFS kepada Reuters.

Pemimpin Polandia Buka Suara Soal Penjara Rahasia CIA

Posted: 31 Mar 2012 11:47 PM PDT

SECRET PRISON

Penjara rahasia CIA di Polandia

Selama bertahun-tahun, dugaan bahwa Polandia mengijinkan CIA untuk mengoperasikan sebuah penjara rahasia di sebuah danau terpencil diperlakukan sebagai ide yang aneh oleh para politisi, wartawan dan masyarakat negara tersebut.
Sebuah perdebatan politik sengit minggu ini mengungkapkan bagaimana hal ini secara dramatis berubah.
Dalam serangkaian pemberitaan dan pernyataan politik, pemimpin Polandia telah lebih dekat dari sebelumnya untuk mengakui bahwa Amerika Serikat menjalankan fasilitas interogasi rahasia untuk tersangka teroris pada tahun 2002 dan 2003 di negara Eropa Timur tersebut.
Beberapa pejabat mengingatkan tentang serangan 11 September 2001, dan membela sikap keras mantan Presiden AS George W. Bush terhadap teroris.
Namun perdebatan ini seringkali diwarnai dengan sedikit kekecewaan terhadap Washington, seolah-olah demokrasi Polandia telah disesatkan secara etika dan hukum oleh negara adidaya itu yang mereka anggap sebagai sekutu kunci, dan kemudian meninggalkan negara tersebut sendirian untuk menghadapi putusan.
Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan bahwa Polandia telah menjadi “korban politik” kebocoran dari pejabat AS yang mengungkap program rahasia.
“Polandia tidak akan lagi menjadi negara di mana politisi bisa membuat beberapa kesepakatan di bawah meja,” kata Tusk, yang menjabat empat tahun setelah situs itu ditutup.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa Polandia adalah negara demokrasi, dimana hukum nasional dan internasional harus diperhatikan dan masalah ini harus segera dijelaskan.
Untuk beberapa, itu terdengar seperti pengakuan yang lama tertunda bahwa Polandia mengijinkan AS untuk menjalankan situs rahasia, di mana tersangka teroris menjadi sasaran taktik interogasi keras, yang dipertimbangkan sebagai kekerasan oleh pendukung hak asasi manusia.
“Pernyataan ini sangat berbeda dari yang lainnya,” kata Adam Bodnar, seorang pengacara hak asasi manusia dari Yayasan Helsinki di Warsawa. “Dari konteks umum, dia (Tusk) semacam mengakui bahwa ada sesuatu yang terjadi, dan Anda dapat merasakan bahwa ini adalah konfirmasi tidak langsung..”
Selama bertahun-tahun para pejabat Polandia dan masyarakat memperlakukan gambaran bahwa CIA menjalankan penjara di Polandia sebagai sesuatu yang absurd dan sangat tidak mungkin, bahkan setelah PBB dan Dewan Eropa mengatakan bahwa mereka memiliki bukti keberadaannya.
Pejabat Polandia berulang kali menolak seruan internasional untuk melakukan penyelidikan serius, dan perlahan baru mulai mendapatkan pertimbangan serius setelah jaksa Polandia membuka sebuah penyelidikan ke dalam masalah tersebut pada tahun 2008.
Huffingtonpost menulis bahwa sebuah terobosan baru datang ketika sebuah koran terkemuka, Gazeta Wyborcza, melaporkan bahwa jaksa telah menuntut seorang kepala mata-mata mantan, Zbigniew Siemiatkowski, untuk perannya dalam membiarkan situs tersebut. Siemiatkowski dilaporkan dituduh merampas kebebasan tawanan perang dan memungkinkan hukuman fisik.
Siemiatkowski menolak untuk berkomentar, dan mengatakan pada Associated Press bahwa ia terikat oleh undang-undang kerahasiaan tentang masalah tersebut. Namun ia tidak menyangkal laporan tersebut.
Masalah ini sangat sensitif, karena setiap pemimpin Polandia yang akan bekerja sama dengan program AS itu telah melanggar konstitusi Polandia, baik dengan memberikan kontrol kekuatan asing atas bagian dari wilayah Polandia dan memungkinkan kejahatan terjadi di sana.
Setiap pejabat yang terlibat dapat secara teori, didakwa dengan kejahatan serius, termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mantan pejabat CIA mengatakan kepada AP bahwa sebuah penjara di Polandia dioperasikan dari Desember 2002 sampai musim gugur 2003, dan bahwa tahanan menjadi sasaran interogasi yang keras di Stare Kiejkuty, sebuah desa yang terletak di daerah subur dikelilingi hutan dan danau.
Kelompok hak asasi manusia percaya sekitar delapan tersangka teror ditahan di Polandia, termasuk Khalid Sheikh Mohammed, yang memproklamirkan diri sebagai dalang dari serangan 11 September; Abd al-Rahim al-Nashiri, seorang berkebangsaan Saudi yang dituduh mendalangi serangan pada tahun 2000 atas USS Cole yang menewaskan 17 pelaut, dan Abu Zubaydah, tersangka teror Palestina.
Sebelumnya, para pemimpin Polandia yaitu mantan Presiden Aleksander Kwasniewski dan mantan Perdana Menteri Leszek Miller, telah tegas membantah keberadaan penjara itu.

Cina Tangkap Enam Orang dan Tutup 16 Situs Karena Rumor Kudeta

Posted: 31 Mar 2012 07:32 AM PDT

cina

Rumor internet hantui pemerintahan Cina (BBC)

Pihak kepolisian Cina telah menangkap enam orang dan menutup setidaknya 16 buah situs. Ini dilakukan setelah rumor menyebar bahwa kendaraan militer berada di jalan-jalan Beijing, menurut para pejabat setempat.
Tulisan web itu diberitakan pekan lalu oleh media di seluruh dunia, di tengah ketidakpastian yang disebabkan oleh pemecatan pemimpin politik top, Bo Xilai.
Kantor Informasi Internet Negara (SIIO) mengatakan, rumor itu memiliki “pengaruh yang sangat buruk pada masyarakat”.
Dua microblogs populer di naegara terseut untuk sementara ini menghentikan penggunanya memposting komentar.
Kedua situs yaitu, Sina Weibo dan Tencent Weibo, masih membiarkan orang memposting ke situs mereka. Namun mengatakan bahwa komentar pada posting orang lain akan dinonaktifkan antara 31 Maret sampai 3 April, sehingga mereka “dapat bertindak untuk menghentikan penyebaran rumor”.
Seorang juru bicara SIIO mengatakan kepada Kantor Berita Xinhua sebelumnya bahwa dua website telah “dikritik dan dihukum setimpal”. Dan menambahkan bawah bahwa sejumlah orang lain telah “ditegur atau diberikan pelajaran”.
Menurut wartawan BBC Michael Bristow yang melaporkan dari Beijing, para pemimpin tertinggi China sedang bergulat dengan krisis politik terbesar yang mereka hadapi selama bertahun-tahun.
Negara tersebut akan memulai perubahan kepemimpinan pada akhir tahun ini. Tapi salah satu pesaing utama untuk promosi yakni Bo Xilai baru saja dipecat, menunjukkan pertarungan sengit yang terjadi di belakang layar, untuk memimpin Partai Komunis yang berkuasa.
Bo Xilai dicopot dari jabatannya di tengah tuduhan bahwa kepala polisi dan mantan sekutunya telah mencoba untuk mencari suaka di konsulat AS.
Sebelumnya, badan sensor Cina telah memblokir pencarian di berbagai situs untuk segala sesuatu yang terkait dengan Bo Xilai.
Selain itu ada rumor bahwa Bo Xilai juga terkait dengan kematian seorang pengusaha Inggris, Neil Heywood, yang tahun lalu ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Chongqing, kota tempat Bo menjabat sebagai Ketua Partai Komunis.

0 comments:

Post a Comment