Twitter

Saturday, November 19, 2011

Live Review: Kenny G Balai Sarbini, Jakarta. 16 November 2011


“Terima kasih. Selamat datang. Maaf bahasa saya tidak bagus. Tapi saya coba. Malam ini ketiga saya di Jakarta. Saya sangat senang sekali. Terima kasih sudah datang. Boleh saya bicara Inggris?”
Tata bahasa kalimat tersebut mungkin terdengar aneh. Tapi tidak ketika kata-kata tersebut terucap dari seorang musisi asal Seattle, AS, Kenny G. Ia pun mengucapkannya dengan terbata-bata dan sempat terpenggal lupa-lupa ingat dengan kalimatnya.
Tak disangsikan lagi, Kenny punya pribadi yang sangat ramah. Meski ia terlihat letih ketika menggelar jumpa pers beberapa jam sebelum konser dimulai, dengan sabar Kenny meladeni pertanyaan para pewarta. Senyum manis dilemparkannya. Bahkan ia tidak pernah bisa menolak tawaran berfoto para penggemar yang tak sengaja ditemuinya.
Keramahan itu pula yang ia bawa ke dalam konser berjudul Kenny G the Maestro is Back yang diadakan promotor Lian Mipro. Sembari memainkan saksofon-nya, Kenny melemparkan senyum dan melambaikan tangan sesekali ke arah penonton.
Ia juga menggerakkan tubuhnya sesuai irama ketika membawakan lagu-lagu dengan tempo cepat. Konser Kenny tidak dilengkapi backdrop panggung yang rumit. Justru malah panggung terlihat luas dan kosong karena tak ada perangkat lain selain sebuah piano dan dua stand saksofon miliknya.
Seorang pianis menemani aksi panggung Kenny yang tampak gagah mengenakan setelan jas hitam. Rambut pirangnya yang keriting pun ia biarkan terurai. Lagu-lagu hits miliknya dibawakan seperti “Songbird”, “Loving You”, “Havana”, “The Moment” juga “Silhouette”.
Mendiang Louis Armstrong pun muncul di giant screen bersamaan dengan lagu “‘What a Wonderful World” dan “My Heart Will Go On”. Kenny sempat membagi rahasia bagaimana meniup saksofon tanpa henti sambil bernafas. Dan Kenny bisa melakukan itu selama hampir satu jam tanpa henti. Untungnya ia tidak melakukan hal tersebut dalam konsernya.
Seorang perempuan yang duduk di kursi bagian tengah mendapat undian untuk bisa berdekatan dengan Kenny. Pria berumur 55 tahun itu memainkan satu lagu dengan saksofon signature-nya lalu memberikan alat musik itu kepada si pemenang. Sebuah gimmick yang tak terlupakan, terutama bagi si pemenang saksofon.
Konser pun selesai setelah Kenny tampil hampir selama 2 jam. Setelah itu dengan murah hati ia menawarkan untuk memberi tanda tangan bagi penonton yang membeli CD-nya di luar konser. Antrian panjang pun langsung terjadi dan Kenny dengan ramah melayani para penggemarnya untuk tanda tangan dan curi-curi foto bersama.
Sebelum Kenny tampil, Mike Mohede dan Tompi diberi kesempatan untuk memanaskan suasana. Masing-masing membawakan empat buah lagu. Mereka berhasil membuat penonton kagum dan memberi tepuk tangan meriah.



SUMBER : Indofiles.org



0 comments:

Post a Comment