Manado Today |
- Wow! 135 Orang Bungee Jumping Serentak dari Atas Jembatan
- Terlalu Banyak Facebook-an, Bersiko Depresi Pada Gadis Remaja
- Studi : Wanita Lebih Rentan Bunuh Diri Akibat Infeksi Parasit Dari Kucing Peliharaan
- Duri Beton, Cara Kejam Cina Untuk Mengatasi Masalah Tunawisma
Wow! 135 Orang Bungee Jumping Serentak dari Atas Jembatan Posted: 03 Jul 2012 10:17 PM PDT Kita sering melihat aksi-aksi gila orang yang melakukan Bungee Jumping, dimana mereka terjun dari atas ketinggian puluhan atau bahkan ratusan meter hanya dengan bantuan seutas tali yang terikat di kaki mereka. Namun sebuah video yang diposting di You Tube, menunjukkan adegan menakjubkan saat 135 orang secara serentak melompat dari jembatan di Rusia dalam upaya untuk mengalahkan rekor dunia saat ini. Kelompok pecandu adrenalin yang tidak disebutkan namanya ini, melakukan olahraga ekstrim ini bersama-sama dari jembatan, pada saat yang bersamaan. Penonton terdengar bersorak gembira ketika melihat ke-135 orang ini berayun-ayun pada seutas tali. Tidak diketahui tepatnya di mana aksi itu dilakuakn, atau rekor dunia manakah yang mereka berusaha pecahkan. Olahraga ekstrim ini telah menjadi populer sebagai olahraga ‘underground’ di Rusia selama beberapa tahun terakhir. Bungee jumping modern pertama dilakukan pada tanggal 1 April 1979 dari Jembatan setinggi 75 meter di Clifton, Bristol, oleh anggota Klub Olahraga Berbahaya di Universitas Oxford. Mereka kemudian ditangkap tak lama setelah itu, tetapi kemudian melanjutkan aksi mereka dengan melompat di jembatan Golden Gate di Amerika Serikat (AS) dan jembatan Royal Gorge, yang menyebarkan konsep olahraga ekstrim ini di seluruh dunia. |
Terlalu Banyak Facebook-an, Bersiko Depresi Pada Gadis Remaja Posted: 03 Jul 2012 06:24 PM PDT Kepopuleran jejaring sosial khususnya Facebook pada kaum remaja saat ini ibarat candu, dimana mereka memilih duduk seharian didepan monitor komputer mengomentari status teman atau mengecek pemberitahuan terbaru dan mengupdate info terbaru dari ponsel mereka setiap beberapa menit sekali. Hal ini tentu saja berdampak buruk pada kaum remaja yang mulai enggan melakukan aktivitas fisik dan cenderung membangun pola hidup dan kebiasaan yang tidak sehat. Bahkan, berdasarkan sebuah laporan terbaru, gadis remaja yang adalah pengguna aktif sosial media, lebih cenderung menderita depresi dan rendah diri. Data baru menunjukkan bahwa anak perempuan yang menghabiskan waktu lama di situs seperti Facebook, Twitter atau MySpace jauh lebih mungkin untuk tidak menyukai bentuk tubuh dan berat badan mereka. Penelitian dari sebuah universitas yang mengsurvei 1.096 perempuan berusia antara 12 dan 16 tahun menemukan bahwa 40 persen dari responden tidak puas dengan tubuh mereka, dan setengah dari para gadis remaja ini takut jika berat badan mereka naik. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa semakin sering anak perempuan menggunakan media sosial di internet, semakin besar pula kemungkinan mereka untuk menyerah pada perasaan ini. Dailymail menulis, Dr Amy Slater, yang melakukan penelitian bersama Profesor Marika Tiggemann, keduanya berasal dari Fakultas Psikologi di Universitas Flinders, Australia, mengatakan bahwa hasil ini menunjukkan korelasi yang mengkhawatirkan. “Kami menyelidiki peran media dalam citra diri para remaja perempuan. Kami tertarik untuk mengetahui bagaimana remaja perempuan menghabiskan waktu luang mereka, dan bagaimana aktivitas yang berbeda dapat berkaitan dengan bagaimana perasaan tentang diri dan tubuh mereka.” tutur Slater. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dari 96 persen anak perempuan yang memiliki akses ke internet dari rumah, 72 persen mengupload foto mereka sendiri dan 12 persen mengupload video. Dimana rata-rata mereka menghabiskan tiga setengah jam setiap harinya didepan monitor komputer. Dr Slater menyatakan bahwa pada penelitian lebih lanjut yang menganalisis konten lebih dari 600 iklan yang ditemukan di 14 situs paling populer yang menargetkan gadis remaja, dipenuhi dengan produk kosmetik dan kecantikan. “Temuan kami menunjukkan korelasi yang mengkhawatirkan antara penggunaan media yang berlebihan, terutama media sosial dan internet,” tambahnya. |
Studi : Wanita Lebih Rentan Bunuh Diri Akibat Infeksi Parasit Dari Kucing Peliharaan Posted: 03 Jul 2012 04:51 PM PDT Wanita yang memelihara kucing lebih mungkin untuk menderita gangguan kesehatan mental dan bunuh diri,. Menurut sebuah penelitian, hal ini disebabkan karena mereka dapat terinfeksi parasit yang umumnya ditemukan dalam kotoran kucing. Wanita yang terinfeksi Toxoplasma gondii, atau parasit T. gondii, yang disebarkan melalui kontak dengan kotoran kucing atau makan daging kurang matang atau sayuran yang belum dicuci, akan meningkatkan risiko pikiran untuk bunuh diri. Sekitar sepertiga dari populasi dunia terinfeksi dengan parasit ini, yang bersembunyi dalam sel di otak dan otot, dan sering tanpa menimbulkan gejala. Infeksi, yang disebut toksoplasmosis, telah dikaitkan dengan penyakit mental, seperti skizofrenia, dan perubahan perilaku pada penderitanya. Para ilmuwan dari Amerika Serikat, Denmark, Jerman dan Swedia meneliti lebih dari 45.000 wanita Denmark yang melahirkan antara 1992 dan 1995. Mereka memeriksa registri kesehatan Denmark untuk menentukan apakah perempuan yang didiagnosa terkena infeksi ini melakukan bunuh diri, termasuk kasus percobaan bunuh diri yang mungkin melibatkan senjata, benda tajam atau melompat dari tempat yang tinggi. Dailymail menulis, mereka menemukan bahwa perempuan terinfeksi T. gondii satu setengah lebih mungkin berusaha bunuh diri dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi, dan risiko tampaknya lebih tinggi seiring meningkatnya tingkat antibodi T. gondii. Peneliti utama Dr Teodor Postolache, dari University of Maryland, mengatakan: “Kami tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa T. gondii menyebabkan wanita mencoba bunuh diri, tapi kami memang menemukan hubungan prediktif antara infeksi dan usaha bunuh diri di kemudian hari, yang jelas memaksa untuk dilakukannya sebuah studi tambahan. ” Studi ini adalah yang terbesar yang pernah dilakukan untuk mencoba dan memastikan hubungan antara T. gondii dan percobaan bunuh diri, dan studi prospektif pertama untuk mendokumentasikan usaha bunuh diri yang terjadi setelah infeksi ditemukan. Penelitian tim Dr Postolache di University of Maryland adalah yang pertama melaporkan hubungan antara T. gondii dan perilaku bunuh diri pada tahun 2009. Parasit ini tumbuh subur di usus kucing dan menyebar melalui ookista yang kemudian keluar bersama tinja mereka. Semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi parasit ini. Dimana organisme ini menyebar ke otak dan otot, bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh dalam ‘kista’ di dalam sel. Wanita hamil dapat menularkan parasit langsung ke bayi mereka yang belum lahir dan disarankan untuk tidak mengganti kotak kotoran kucing untuk menghindari infeksi. Dr Postolache mencatat keterbatasan studi tersebut, seperti ketidakmampuan untuk menentukan penyebab dari perilaku bunuh diri. Temuan ini dipublikasikan secara online dalam Archives of General Psychiatry. |
Duri Beton, Cara Kejam Cina Untuk Mengatasi Masalah Tunawisma Posted: 03 Jul 2012 08:35 AM PDT Mendengar kata tunawisma, pikiran kita langsung tertuju pada sekelompok orang biasanya tinggal di emperan-emperan toko atau dibawah jembatan. Masalah tunawisma adalah sesuatu yang tidak bisa lepas dari kota-kota besar di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Beberapa negara mempunyai solusi masing-masing untuk mengatasi hal ini, misalnya membuat rumah penampungan, atau memberikan pelatihan keterampilan khusus bagi para tunawisma ini agar mampu mendapatkan penghidupan yang lebih layak. Namun, di Cina ada cara ‘kejam’ yang dilakukan pemerintah setempat untuk mengatasi masalah paara tunawisma ini. Yaitu menanamkan duri-duri tajam dari beton di bawah jembatan, untuk menghentikan orang-orang tunawisma tidur di sana. Seperti terlihat pada gambar yang diambil di Guangzhou ini. Duri-duri beton dengan tinggi 20cm menghiasi kolong jembatan. Sontak saja ini menyulut kemarahan online, dimana warga marah karena pemerintah mencoba untuk ‘menyembunyikan’ masalah tunawisma. Dan tidak mengungkapkan tujuan sebenarnya dari duri-duri tersebut. Ini disebabkan Biro Manajemen Kota, Biro Transportasi dan Biro Konstruksi semuanya menolak bertanggung jawab untuk duri-duri beton tersebut. “Mereka yang dibangun oleh kantor administrasi Distrik, karena tunawisma terlalu banyak berkumpul di bawah jembatan.” menurut sumber di bandara kota tersebut mengatakan. “Mereka tidak hanya beristirahat di sana, tetapi ada juga yang menyalakan api untuk memasak, ini jelas dapat menimbulkan bahaya.” Tulis aktivis hak-hak sipil Liang Shuxin, di halaman Weibo Sina sembari menambahkan: “Duri beton ini adalah aib di Guangzhou, yang mencap dirinya sebagai kota metropolitan dengan toleransi dan keterbukan sebagai rohnya.” Menurut statistik terakhir, sekitar 200 juta dari 1,4 milliar penduduk di Cina, diyakini hidup di jalanan. |
You are subscribed to email updates from Manado Today To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment