Twitter

Wednesday, March 14, 2012

Manado Today

Manado Today


Rusia Akan Kirim Kosmonot ke Bulan

Posted: 13 Mar 2012 08:32 PM PDT

neil armstrong

Neil Armstrong dan Buzz Aldrin Jr berhasil memenuhi janji John F Kennedy untuk mencapai Bulan pada akhir dekade ini, dimana mereka mendarat di permukaan Bulan pada 20 Juli, 1969 dengan Apollo 11 (reuters)

Enam puluh tahun setelah Neil Armstrong menjadi orang yang pertama menjejakkan kakinya ke bulan, Rusia akan mengirim tim kosmonotnya ke Bulan yang sekaligus mengakhiri perlombaan ruang angkasa AS-Soviet.
Berdasarkan sebuah dokumen yang bocor dari badan antariksa Rusia, Roskosmos. Sebuah pesawat ruang angkasa akan melakukan penerbangan berawak yang akan mendaratkan kosmonot di permukaan bulan dan akan kembali ke Bumi pada tahun 2030 nanti.
Moskow secara berkala mengumumkan rencana ambisius mereka untuk melakukan eksplorasi ruang angkasa dalam beberapa tahun terakhir, tapi ini adalah yang pertama kalinya Roskosmos menetapkan deadline untuk misi berawak ke bulan.
Diketahui, Rusia memenangkan putaran pertama dalam perlombaan ruang angkasa dengan Amerika serikat (AS) ketika mereka meluncurkan manusia pertama yang mengorbit bumi, Yuri Gagarin, pada tahun 1961.
Namun, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin Jr berhasil memenuhi janji John F Kennedy untuk mencapai Bulan pada akhir dekade ini, dimana mereka mendarat di permukaan Bulan pada 20 Juli, 1969 dengan NASA Apollo 11. Yang kemudian membuat Uni Soviet membatalkan program lunar mereka.
Rencana untuk mengirim kosmonot ke Bulan ini dapat membantu menghidupkan kembali program ruang angkasa Rusia yang melalui periode-periode ‘sulit’ belakangan ini. Dimana serangkaian satelit yang jatuh tahun lalu dan pada bulan Januari satelit Mars, Fobos Grunt, jatuh ke Bumi setelah peluncuran yang salah.
Yury Karash, anggota dari Russian Academy of Cosmonautics, mengatakan bahwa ‘kehormatan’ tidak akan dapat dikembalikan dengan penerbangan simbolis ke Bulan.
“Kembali pada tahun 1960-an, Uni Soviet bersaing head-to-head dengan Amerika Serikat. Tapi sulit untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menyakiti ‘kehormatan’ dan keterbelakangan teknologi Rusia selain mengirim kosmonot ke Bulan sekitar tahun 2030, enam puluh tahun setelah Apollo.” tuturnya.
Karash menyarankan bahwa akan lebih baik menggunakan sumber daya tersebut untuk membiayai penerbangan berawak ke Mars, untuk kembali merangsang program luar angkasa Rusia.

Uni Soviet memiliki dua program Bulan yang ditutup pada tahun 1970 setelah keberhasilan Apollo 11. Walapun AS tahu tentang itu, namun mereka tidak mengakui keberadaannya secara terbuka sampai tahun 1990.

Dalam era pasca-Soviet, Rusia telah bekerja sama dengan negara lain pada dalam proyek Mir dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dan saat ini perdana menteri Rusia dan presiden terpilih, Vladimir Putin, ingin mengembalikan program ruang angkasa Rusia kembali pada kejayaannya.

Guatemala Vonis Mantan Tentara Selama 6.060 Tahun Karena Pembantaian

Posted: 13 Mar 2012 07:46 AM PDT

Pedro Pimentel Rios

Pedro Pimentel (Ruters/William Guarte)

Pengadilan di Guatemala pada Senin (12/03) menjatuhkan hukuman penjara selama 6.060 tahun kepada Pedro Pimentel, seorang mantan prajurit pasukan elit negara tersebut, atas keterlibatannya terhadap pembantaian 201 orang pada tahun 1982.
Pria berusia 55 tahun tersebut dideportasi dari Los Angeles, California ke Guatemala pada tahun lalu, dan merupakan orang ke-lima yang dihukum akibat keterlibatan atas pembantaian Dos Las Erres yang merupakan puncak dari perang sipil negara tersebut.
Seorang mantan tentara yang mengambil bagian dalam pembantaian itu bersaksi bahwa Pimentel adalah salah satu diantara sekitar 20 tentara yang diperintahkan ke desa tersebut pada Desember 1982 untuk mencari senjata yang hilang.
Para tentara tersebut kemudian menutup mata para penduduk, mencekik dan memukul warga desa dan anak yang baru lahir sampai mati dengan palu sebelum membuang mayat mereka pada sumur sedalam 15 meter.
Reuters menulis bahwa Pimentel diberikan 30 tahun penjara untuk setiap korban yang tewas dalam serangan tersebut serta tambahan 30 tahun penjara karena melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Namun Pimentel membantah ada dalam pembantaian itu, dan mengatakan bahwa ia meninggalkan daerah tersebut pada bulan November 1982 untuk mempersiapkan makalah pendaftaran untuk Sekolah Amerika di Panama.
Keputusan mengadili para penjahat kemanusiaan ini karena Guatemala berusaha untuk membersihkan kejahatan dari konflik berdarah yang berlangsung dari tahun 1960 sampai tahun 1996, dimana hampir seperempat juta orang tewas atau hilang.

0 comments:

Post a Comment